Lesson Study pada awalnya dimulai dengan pengkajian materi
kurikulum (jugyou kenkyuu) oleh Makoto Yoshida yang berfokus pada
pengajaran matematika bagi guru-guru di Jepang.Kajian tersebut mendasarkan diri
pada kurikulum matematika di U.S yang dirancang berbasis temuan-temuan
penelitian unggul. Kajian tersebut melahirkan suatu perubahan paradigma tentang
materi kurikulum dari ”memanjakan” menuju pada ”pemberdayaan” potensi
siswa.Paradigma ”memanjakan” mengalami anomali, karena materi kurikulum sering
tidak memperhatikan karakteristik siswa, sehingga substansi materi sering lepas konteks dan tidak relevan dengan kebutuhan siswa. Akibatnya, siswa kurang tertarik, pembelajaran menjadi tidak bermakna, siswa sering menyembunyikan ketidakmampuan.Hal ini terjadi sebagai akibat koreksi dan perhatian guru yang lemah terhadap potensi mereka. Sementara, paradigma ”pemberdayaan” bertolak dari potensi siswa yang mampu ”mengada”, sehingga materi kurikulum seyogyanya dikembangkan berbasis kebutuhan siswa, materi seyogyanya menyediakan model pedagogi yang mampu menampilkan aspek kemenarikan pembelajaran.Paradigma tersebut dapat berkembang jika pembelajaran dihasilkan dari kerja tim mulai dari perencanaan, pelaksanaan, diskusi, kolaborasi, dan refleksi secara berkesinambungan. Cara seperti ini melahirkan konsep Lesson Study.
tidak memperhatikan karakteristik siswa, sehingga substansi materi sering lepas konteks dan tidak relevan dengan kebutuhan siswa. Akibatnya, siswa kurang tertarik, pembelajaran menjadi tidak bermakna, siswa sering menyembunyikan ketidakmampuan.Hal ini terjadi sebagai akibat koreksi dan perhatian guru yang lemah terhadap potensi mereka. Sementara, paradigma ”pemberdayaan” bertolak dari potensi siswa yang mampu ”mengada”, sehingga materi kurikulum seyogyanya dikembangkan berbasis kebutuhan siswa, materi seyogyanya menyediakan model pedagogi yang mampu menampilkan aspek kemenarikan pembelajaran.Paradigma tersebut dapat berkembang jika pembelajaran dihasilkan dari kerja tim mulai dari perencanaan, pelaksanaan, diskusi, kolaborasi, dan refleksi secara berkesinambungan. Cara seperti ini melahirkan konsep Lesson Study.
Pelaksanaan Lesson Study
Lesson Study sebagai kegiatan kolaboratif seharusnya dimulai
dari kepala sekolah bersama guru sebagai inisiator. Pelaksana Lesson Study bergantung kepada model Lesson Study. Model pertama adalah Lesson Study Berbasis Sekolah yang dilakukan
dengan melibatkan semua guru dari berbagai bidang studi serta kepala sekolah. Berarti, Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran setiap bidang studi.Seluruh guru harus
terlibat langsung dalam setiap tahapan Lesson Study, yaitu merencanakan,
melaksanakan, dan merefleksi.Dalam Hendayana dkk. (2006 : 10)
ditegaskan bahwa setiap guru berkesempatan untuk melakukan hal-hal berikut ini:
1. Identifiaksi masalah
pembelajaran.
2. Mengkaji pengalaman pembelajaran
yang biasa dilakukan.
3. Memilih alternatif model
pembelajaran yang digunakan.
4. Merancang rencana pembelajaran.
5. Mengkaji kelebihan dan kekurangan
alternatif model pembelajaran yang dipilih.
6. Melaksanakan pembelajaran.
7. Mengobservasi proses
pembelajaran.
8. Mengidentifikasi hal-hal penting
yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa di kelas.
9. Melakukan refleksi secara bersama-sama
atas hasil observasi kelas.
10. Mengambil pelajaran berharga dari
setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan
hasil pembelajaran lainnya. Pada pelaksanaannya, sekolah mungkin saja
melibatkan pihak luar sebagai tenaga ahli seperti dosen dari perguruan tinggi
atau undangan lain yang dirasakan perlu dan berkepentingan.
Model kedua dari Lesson Study adalah Lesson Study Berbasis Kelompok Guru.Kelompok
guru biasanya berdasarkan bidang studi pada wilayah kerja tertentu, misalnya
MGMP atau KKG. KegiatanLesson Study biasanya dikoordinir oleh
kelompok guru tersebut dan dibina oleh dinas pendidikan yang terkait. Beberapa
tim ahli dari dosen juga dilibatkan beserta para mahasiswa dengan bidang yang
sama. Hal ini bertujuan agar terjadi kerjasama ilmiah di antara praktisi
pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto.
2012. Model
Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta:Gaya Media
Lewis, C.
2002. Lesson
study: A handbook of teacher-led instructional change.Philadelphia: Research for Better
Schools.
Lewis, C., Perry, R., Hurd, J., & O’Connel, M. P. 2006.Teacher
collaboration: Lesson study comes of age in North America.Tersedia pada http://www.Lessonresearch.net/LS_06Kappan.pdf. Diakses pada tanggal 19Oktober
2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar