RANCANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL ASSURE UNTUK SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 TEMPULING, INDRAGIRI HILIR,
RIAU
Sebagai
Tugas Akhir Dalam Mata Kuliah Media Pembelajaran
Dosen Pembimbing
Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd
Oleh:
Defi
(1303863)
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
BAB
I
TEORI
MEDIA
A. Pengertian Media
Kata
media berasal dari bahasa Latin medius
yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Beberapa
pengertian media menurut para ahli akan diberikan sebagai berikut:
1.
Gerlach
dan Ely ( 1971 )
Gerlach
dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekilah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
2.
AECT
( Association of Education and Communication Technology, 1977 )
AECT
memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
3.
Fleming
Disamping
sebagai sistem penyampai atau pengantar, media sering diganti dengan kata
mediator. Menurut Fleming ( 1987:
234 ) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya,
yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses
belajar- siswa dan isi pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula
mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran
mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut
media.
Ringkasnya,
media adalah alat yang menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pengajaran.
4.
Heinich
dan Kawan-kawan
Heinich
dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar inforamasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.
5.
Hamidjojo
Hamidjojo
dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau meyebar ide, gagasan atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
6.
Gagne
dan Briggs
Gagne
dan Brigs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untuk meyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri dari buku, tape-recorder, kaset, video camera, viseo recorder, film,
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Dengan
kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar.
7.
National
Education Association
National
Education Association memberikan definisi media sebagai bentu-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan demikian media dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pengajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti
alat pandang-dengar, bahan pengajaran (instructional material), komunikasi
pandang-dengar ( audio-visual communication), pendidikan alat peraga pandang
(visual education), teknologi pendidikan
(educational technology), alat peraga dan media penjelas.
Berdasarkan
uraian beberapa diatas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada
setiap batasan itu.
1. Media
pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware
(perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau
diraba dengan pancaindera.
2. Media
pendidikan memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras
yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3. Penekanan
media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4. Media
pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas.
5. Media
pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.
6. Media
pendidikan dapat digunakan secara massa (misalnya; radio, televisi), kelompok
besar dan kelompok kecil (misalnya:film, slide, Video, OHP), atau perorangan
(misalnya: modul, computer, radiot tape/kaset, video recorder)
7. Sikap,
perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu.
B. Ciri-ciri Media Pengajaran
Gerlach
dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa
media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin
guru tidak mampu ( atau kurang efisien ) melakukannya.
1.
Ciri
Fiksatif (Fixative Property)
Ciri
ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
Dalm ciri ini apa yang terjadi dilapangan, itu yang disajikan dan bisa
digunakan apabila diperlukan. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun
kembali denagn media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket
computer, dan film.
Ciri
ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau obyek-obyek yang telah
direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.
Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu decade atau satu abad)
dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pengajaran.
2.
Ciri
manipulative ( Manipulative Proverty )
Tranformasi
suatu kejadian atau objekdimungkinkan karena media memiliki cirri manipulative.
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam
waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat juga diperlambatpada
sasat menayngkan kembali hasil suatu rekaman video.
3.
Ciri
Distributif
Ciri
distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif
sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas
pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah didalam suatu wilayah
tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket computer
dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
C. Jenis-jenis Media Pembelajaran
1. Schramm (1985) menggolongkan media
berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, video/VCD) dan
media sederhana (slide, audio, transportasi, teks).
2. Pengelompokan media berdasarkan
unsure pokoknya menurut Sulaiman (2001).
a. Media audio
b. Media visual
c. Media audio-visual
d. Media audio motion visual
e. Media audio still visual
f. Media audio semi-motion
g. Media motion visual
h. Media still visual
i. Media audio
j. Media cetak
3. Menurut Bretz (1971), media
dibedakan menjadi 8 macam yaitu: media audio, media cetak, media visual diam,
media visua gerak, media audio semi gerak, media visual semi gerak, media audio
visual diam, media audio visual gerak.
4. Menurut Anderson (1998) media
pembelajaran dibagi menjadi 10 yaitu: audio, cetak, audio-cetak, proyeksi
visual diam, proyeksi audio visual diam, visual gerak, audio visual gerak,
obyek fisik, manusia dan lingkungan dan komputer. (Dr. rer. nat. H. Rayandra
Asyhar, M.Si (2011), Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, GP.
Press, Jakarta.)
5. Menurut Heinich and Molenda (dalam
Supriatna, 2009) terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran, yaitu:
a. Teks
b. Media audio
c. Media visual
d. Media proyeksi gerak
e. Benda-benda tiruan/miniature
f. Manusia
D. Pertimbangan Pemilihan Media
Pertimbangan
media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena
media yang dipilih harus sesuai dengan:
1. tujuan pengajaran
2. bahan pelajaran
3. metode mengajar
4. alat yang dibutuhkan
5. pribadi mengajar
6. minat dan kemampuan mengajar
7. situasi pengajaran yang sedang
berlangsung
Keterkaiatan
antara media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode, dan kondisi
pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan
menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang
digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebab
media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki
hubungan secara timbalebalik dengan empat aspek tersebut. Dengan
demikian, alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus
disesuaikan dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
E. Fungsi dan Manfaat Media
Pembelajaran
Dalam
suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode
mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran
yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan
dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang
diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung dan konteks pembelajaran
termasuk karakteristik siswa.
1.
Fungsi
Media Pengajaran
Fungsi
utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Beberapa
fungsi media pengajaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a.
Hamalik
1) Dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru
2) Dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
3) Membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
4) Membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu.
5) Dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penaksiran data, dan memadatkan informasi.
b.
Yunus
Yunus (1942:78) dalam
bukunya Attarbiyatu watta’liim menungkapakan sebagai beriku:
Bahwasanya
media pengajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin
pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan
lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat,
atau melihat dan mendengarnya.
c.
Ibrahim
Ibrahim (196:432)
menjelaskan pentingnya media pengajaran karena media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi
murid-murid dan memperbarui semangat mereka…membantu memantapkan pengetahuan
pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
d.
Levied
an Lentz
Levied an Lentz (1982)
mengemukakan empat fungsi media pengajaran yaitu sebagai berikut:
1)
Fungsi
atensi
Fungsi atensi media
visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran siswa tidak tertarik
dengan materipelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran
yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Dalam
mengatasi hal ini, seorang guru dapat menggunakan media pengajaran misalnya
berupa gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan
dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima.
Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran
semakin besar.
2)
Fungsi
afektif
Fungsi afektif media
visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3)
Fungsi
Kognitif
Fungsi kognitif media
visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing
visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4)
Fungsi
Kompensatoris
Fungsi kompensatoris
media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan
kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
e.
Kemp
dan Dayton
Menurut Kemp dan Dayton
(1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:
1)
Memotivasi
minat atau tindakan.
Media pengajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.Hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak
(turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau member sumbangan
sukarela). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
2)
Menyajikan
informasi
Media pengajaran dapat
digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan
bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebgai penghantar, ringkasan
laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk
hiburan, drama, atauteknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan
informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa
hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau
terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
3)
Memberi
instruksi
Media berfungsi untuk
tujuan instruksi dimana informasi yang tedapat dalam media itu harus melibatkan
siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih
sistematis dan psikologis dilihat dari prinsip-prinsip belajar agar
dapatbmenyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media
pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi
kebutuhan perorangan siswa.
2.
Manfaat
Media Pengajaran
Berbagai
media pengajaran telah dibahas oleh banyak ahli, diantaranya sebagai berikut:
a.
Kempt
dan Dayton
Kempt dan Dayton (1985:3-4)
meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media
pengajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya kedalam program-program
pengajran berjalam amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian
yang menunujukkkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral
pengajaran di kelas atau sebagi cara utama pengajaran langsung sebagai berikut:
1) Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar
penyajian melalui media penerima pesan yang sama. Meskipun para guru
menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan
media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama
dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan
aplikasi lebih lanjut.
2) Pengajaran
bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan,
daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat
menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang
kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan
minat.
3) Pembelajaran
menjadi lebih efektif dengan diterapkan teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan
penguatan.
4) Lama
waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media
hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran
dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5) Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integritas kata dan gambar sebagai
media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara
yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
6) Pengajaran
dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pengajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7) Sikap
positif terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
8) Peran
guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
belajar mengajar, misalnya sebagai konsulatan atau penasihat siswa.
b.
Dale
Dale (1969:180)
mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting
dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk
menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut
ini dapat terealisasi:
1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan
simpati dalam kelas.
2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah
laku siswa.
3) Menunjukkan hubungan antara mata
pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar
siswa.
4) Membawa kesegaran dan variasi bagi
pengalaman belajar siswa.
5) Membuat hasil belajar lebih bermakna
bagi berbagai kemampuan siswa.
6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari
mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil
belajar.
7) Memberikan umpan balik yang diperlukan
yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan
pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
9) Memerlukan wawasan dan pengalaman siswa
yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang
tepat.
10) Meyakinkan
diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka
membangun struktur konsep dan sisitem gagasan yang bermakna.
c.
Sudjana
dan Rivai
Sudjana dan Rivai
(1992:2) menegmukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu:
1)Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhakan motivasi
belajar.
2) Bahan
penfajran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.
3) Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4) Siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
d.
Encyclopedia
of Educational Research dalam Hamalik
Encyclopedia of
Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merinci manfaat media pendidikan
sebagi berikut:
1) Meletakkan
dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar
perhatian siswa.
3) Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan beruasaha sendiri dikalangan
siswa.
5) Menumbuhkkan
pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui gambar hidup.
6)Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7) Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari
uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat
praktis dari penggunaan media pengajaran didalam proses belajar mengajar
sebagai berikut:
1. Media
pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media
pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media
pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu:
a. Obyek
atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat
diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau model.
b. Obyek
atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan
dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
c. Kejadian
langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secar verbal.
d. Obyek
atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilakan secara
konkret melalui film, gambar, slide atau stimulasi komputer.
e. Kejadian
atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti
computer, film dan video.
f. Peristiwa
alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan
memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan
dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide atau
simulasi komputer.
4. Media
pengajaran dapat memberikan kesaman pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
BAB
II
MODEL
ASSURE
Model ASSURE merupakan
langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis
dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan
tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari
nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino (2007:86) A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives, S yang
kedua berarti Select strategy,
technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and materials, R berarti Require learner participation dan E
berarti Evaluated and revise.
A. Analyze Learner (Analisis Siswa)
Langkah pertama untuk merencanakan secara sistematis
dalam menggunakan media adalah analisis siswa. Menurut Heinich (1996), siswa dapat dianalisis menyangkut (1) karakteristik umum
siswa, (2) kompetensi khusus (pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa), (3)
gaya belajar siswa.
1. Karakteristik Umum Siswa
a. Jumlah Siswa
Siswa
kelas XII IPA berjumlah 47 orang yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas XII
IPA 1 dengan jumlah 23 orang dan kelas XII IPA 2 dengan jumlah 24 orang.
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 22 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa
perempuan.
b. Usia siswa berkisar 17 s.d 19 tahun.
c. Suku Bangsa
Keanekaragaman
suku bangsa yang Indonesia miliki, juga terdapat pada siswa kelas XII IPA
sekolah ini. Ada beberapa suku bangsa di sini, diantaranya suku banjar 24
orang, suku minang 12 orang, suku bugis 10 orang dan batak 1 orang.
d. Kemampuan Peserta Didik
Kemampuan
awal rata-rata siswa kelas XII IPA adalah 55 s.d 80. Adapun KKM untuk pelajaran
matematika adalah 73.
2. Kompetensi Khusus
Siswa telah memiliki pemahaman
tentang diagram cartesius, arti geometri
dari suatu transformasi di bidang, menentukan persamaan transformasi
translasi, rotasi, refleksi
suatu titik.
3. Gaya belajar Siswa
a. Pilihan Persepsi dan Kekuatan
Gaya belajar siswa di sekolah ini
adalah audio (mendengar), visual (melihat)
dan kinestetik (gerak). Rata-rata
siswa di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Tempuling ini lebih cenderung kinestetik
(gerak).
b. Kebiasaan Memperoleh Informasi
Kebiasaan siswa memperoleh
informasi, rata-rata cenderung berfikir konkrit. Sedangkan matematika itu
bersifat abstrak, sehingga guru harus bisa membawa siswa ke berfikir konkrit.
c. Faktor Motivasi
Pada umumnya motivasi belajar siswa
rendah terlihat dari keseriusan mereka dalam pembelajaran serta hasil dari
pekerjaan rumah.
d. Faktor Psikologis
1) Konsentrasi
Konsentrasi disini dimaksudkan agar
perhatian siswa terpusat pada situasi belajar yang akan dia alami. Terkadang
banyak sekali siswa yang sedang dalam proses pembelajaran dengan pandangan
menatap ke depan, tapi pikirannya tidak tahu entah kemana.
2) Reaksi
Di dalam kegiatan belajar diperlukan
keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan
otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu
bertindak atau melakukannya. Pada umumnya, siswa-siswa di kelas XII IPA ini
belajar itu sekedar apa adanya dan tidak aktif. Seharusnya belajar harus dipandang
sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.
3) Organisasi
Diperlukan keterampilan untuk
mengorganisasikan stimulus seperti ide-ide dan fakta.
4) Pemahaman
Pemahaman tidak hanya sekedar tahu,
tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang
telah dipahami. Namun, pada kenyataannya di sekolah, ketika mereka para siswa
di sekolah akan ujian pada esok paginya, mereka melakukan belajar dimalam
harinya menjelang akan ujian. Kegiatan belajar yang demikian cenderung hanya
sekedar mengetahui bahan yang dituangkan dalam kertas ujian.
5) Ulangan atau Pengulangan
Sifat dasar manusia adalah lupa.
Begitu juga dengan siswa, lupa dengan pembelajaran yang telah mereka pelajari
merupakan suatu hal yang biasa.
B. State Standard and Objektive (Menentukan Standar
dan Tujuan)
Langkah kedua Model ASSURE adalah
menentukan tujuan secara spesifik mungkin. Menurut Heinich (1996) bahwa ABCD
adalah baik untuk menentukan tujuan pembelajaran, yaitu:
1. A (Audience)
atau siswa, yaitu apa yang bisa dilakukan oleh siswa setelah
pembelajaran. Perancangan
media ini, diharapkan siswa bisa memahami materi stelah pembelajaran selesai.
Matematika yang abstrak, bisa menjadi konkrit.
2. B (Behavior)
atau tingkah laku, yaitu kata kerja operasional yang menggambarkan kemampuan
siswa (audience) setelah pembelajaran, contoh menentukan, memahami, menyusun, menghitung, dan mendefinisikan.
3. C (Condition)
atau kondisi, yaitu pernyataan dari tujuan yang menyatakan performance (pelaksanaan)
yang dapat diobservasi. Contoh : dengan diberikan papan isometri, siswa (audience)
dapat menentukan translasi, refleksi, dan
rotasi dengan tepat.
4. D (degree)
atau tingkat (derajat), yaitu menyatakan standar atau kriteria. Contoh: siswa (audience) mampu menentukan
transformasi bangun datar.
C. Select Strategi, Technology, Media, and Materials (Memilih Strategi, Teknologi, Media dan Materi)
1. Strategi
Pada tahap memilih metode. Ada beberapa metode yang dipilih,
kemudian dicampur berdasarkan tahapan tertentu. Pada tahap awal, guru
menjelaskan materi umum dengan mempresentasikan powerpoint materi geometri
transformasi (strategi presentasi). Setelah itu guru, mendemonstarsikan cara
permainan media isometri kepada peserta didik (Strategi Demonstrasi), guru
mengarahkan siswa untuk meningkatkan pembelajaran dengan mengarahkan siswa
untuk bekerjasama secara kooperatif dalam bermain permainan isometri (strategi
pembelajaran kooperatif dan Permainan). Pada akhirnya, siswa dan guru membuat
kesimpulan dan guru memberikan tes uraian untuk mengetahui perkembangan
kemamapuan siswa memahami konsep.
2. Teknologi
Teknologi
yang digunakan laptop, LCD proyektor ketika guru menggunakan powerpoint untuk
menyampaikan materi secara umum.
3. Media
Media yang
digunakan adalah permainan Isometri. Fungsi atau kegunaan media ini adalah melatih pemahaman
transformasi bidang, khususnya segitiga siku-siku. Transformasi ini meliputi:
refleksi (pencerminan), rotasi (pemutaran), translasi (pergeseran) dan kombinasi-kombinasinya.
Gambar:
Potongan segitiga siku-siku
Alat yang digunakan:
a) Sebuah
papan berpetak dengan bentuk-bentuk gambar hasil pemindahan (transformasi)
segitiga siku-siku
b) Sebuah
potongan segitiga siku-siku
c) Sekumpulan
kartu yang jumlahnya 42 buah
Kartu-kartu
yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu:
a) Kartu-kartu
ditulisi perintah transformasi tertentu
Contoh:
“Refleksi terhadap garis y = x”
b) Kartu-kartu
joker yang memiliki sifat bebas terhadap perintah transformasinya
Contoh:
Petunjuk kerja:
Permainan
ini dapat dimainkan oleh 2, 3, atau 4 orang pemain dengan aturan sebagai
berikut:
a) Kocok
kartu dan bagikan kepada masing-masing pemain 5 helai kartu, kemudian sisanya
diletakkan di atas meja dengan posisi terbalik.
b) Untuk
menentukan pemain manakah yang akan mengawali permainan, dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain: pemain yang membagikan kartu mendapat kesempatan
pertama atau dengan melakukan toss dengan jalan melambungkan dadu atau koin.
c) Kemudian
disepakati bersama arah perputarannya.
d) Sebelum
permainan dimulai, potongan segitiga harus ditempatkan di atas gambar segitiga
yang bertulisan “START”
e) Pemain
yang mendapat giliran harus berusaha memindahkan letak segitiga dari tempat
terakhir yang dilakukan oleh pemain sebelumnya ke tempat yang sesuai dengan
petunjuk dalam kartu yang dipegangnya pada saat itu dan tidak harus tepat pada
gambar segitiga yang terdapat dalam papan tersebut. Setelah melakukan
pemindahan, kartu yang bersangkutan harus di buang dalam keadaan terbuka ke
samping tumpukan kartu yang belum dimainkan.
f) Pemain
yang telah memindahkan segitiga, harus mengambil kartu yang teratas dari
tumpukan sehingga ia tetap memegang 5 helai kartu.
g) Pemain
akan memperoleh sejumlah “nilai” yang sesuai dengan angka yang tertulis pada
gambar segitiga di mana ia meletakkan potongan segitiga yang terakhir.
h) Tujuan
permainan adalah mengumpulkan nilai yang sebanyak-banyaknya bagi setiap pemain.
i) Pemain
yang tidak dapat memindahkan atau memilih tidak memindahkan segitiga, ia harus
membuang kartu dan mengambil yang baru.
j) Bila
mendapatkan kartu JOKER, pemain harus memberitahukan rincian dalam kartu
sebelum memindahkan potongan segitiga ke tempat yang baru.
k) Permainan
berakhir bila tumpukan kartu telah habis, kemudian dapat dilanjutkan dengan
mengocok kembali kartu tersebut dan dilakukan pembagian seperti semula.
4. Materi
Transformasi
bangun datar (segitiga siku-siku) yaitu translasi, refleksi, dan rotasi.
D. Utilize Technology, Media and Material (Menggunakan Teknologi,
Media dan
Materi)
1. Preview the Materials (Meninjau Materi)
Memastikan materi yang
akan diajarkan sesuai dengan bahan ajar, media dan buku siswa. Materi pada perancangan ini adalah
pada Geometri “Transformasi bangun datar
(segitiga siku-siku) yaitu translasi, refleksi, dan rotasi“. Media
permainan isometri sesuai untuk mendukung memahami materi ini.
2. Prepare Materials (Menyiapkan Materi)
Selanjutnya guru mata pelajaran matematika mempersiapkan
media dan materi untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran dikelas. Mengumpulkan semua materi dan peralatan yang
akan digunakan dalam pembelajaran seperti powerpoint
yang berisi materi untuk dijelaskan ke murid, media berupa permainan
isometri dan kemudian menentukan urutan penggunaannya.
3. Prepare the Environmental (Menyiapkan Lingkungan)
Menyiapkan
semua fasilitas teknologi yang akan digunakan sebelum proses pembelajaran
dimulai seperti Laptop, LCD Proyektor dan alat pendukung lainnya untuk
mempresentasikan materi berupa powerpoint dan media permainan Isometri.
4. Prepare the Learner (Menyiapkan Siswa)
Agar proses belajar mengajar dikelas berjalan dengan
lancar, maka perlu menyiapkan para siswa atau pembelajar yang meliputi:
a)
Memeriksa
kehadiran siswa.
b)
Memperhatikan
sikap dan tempat duduk siswa.
c)
Memulai
pelajaran setelah semua siswa dalam kondisi siap.
d) Menyampaikan
kompetensi dasar, indikator, materi pokok dan tujuan pembelajaran.
e) Mempersiapkan
sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi kelompok (tempat, peserta, dan
waktu).
f)
Memerintahkan
siswa menempati kelompok belajar yang telah ditentukan.
g)
Menyediakan
alat-alat, buku-buku yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
h) Menentukan
dan menjelaskan materi kepada siswa dengan bantuan powerpoint.
i) Menyiapkan permainan Isometri.
5. Prepare the Learning Experience (Menyiapkan Pengalaman Pembelajaran)
Menciptakan
pengelaman belajar yang menyenangkan agar siswa bisa menikmati setiap
pembelajaran. Proses
pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa, guru harus
berperan sebagai fasilitator
dengan menjelaskan sedikit materi pengantar melalui powerpoint, membantu
siswa untuk mengeksplorasi materi dari media yang disediakan, membuat
kesimpulan bersama siswa.
E. Require Learner Participation (Membutuhkan partisipasi siswa)
Dalam
tahap ini siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yaitu pada saat
memainkan permainan Isometri dalam kegiatan kelompok. Sebelumnya guru
mendemonstrasikan penggunaan media permainana Isometri.
F.
Evaluate and
Revise (
Evaluasi dan Revisi)
Pada tahap evaluasi ini guru memberikan evaluasi berupa tes uraian
singkat guna melihat seberapa besar pemahaman siswa tentang materi yang telah
disampaikan. Selain itu, guru juga memberikan pekerjaan ruman. Dan pada tahap
revisi guru mengumumkan hasil tes siswa dan kemudian melakukan revisi atau
perbaikan terhadap pemahaman yang salah dari siswa tersebut.
BAB
III
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
|
: SMA Negeri 1
Tempuling
|
|
Mata Pelajaran
|
: Matematika
|
|
Kelas
|
: XII IPA
|
|
Semester
|
: 1
|
|
Tahun Pelajaran
|
: 2014/2015
|
|
Standar Kompetensi
|
:
|
3. Menentukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan
titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi dua
|
Kompetensi Dasar
|
:
|
Menerapkan transformasi bangun datar
|
Indikatot
|
:
|
1.Menjelaskan transformasi bangun datar menurut jenisnya.
2. Mengerjakan transformasi bangun datar menurut jenisnya.
|
Alokasi Waktu
|
:
|
6 x 45 menit (3 x pertemuan)
|
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan transformasi
bangun datar menurut jenisnya.
2. Siswa dapat Menentukan
koordinat bayangan dari jenis-jenis transformasi dengan benar secara
individu.
B. Materi Ajar
Jenis-jenis
transformasi bangun datar:
1. Translasi
2. Refleksi
3. Rotasi
C. Metode Pembelajaran
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Kooperatif
4. Permainan
5. Pemberian
Tugas dan Latihan
D. Kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Siswa
berdoa sesuai keyakinan masing-masing.
Karaktek yang akan terbentuk:
manusia yang percaya kepada Tuhan.
b. Siswa
diajak bertegur sapa dan ditanyakan kabar hari ini.
Karaktek yang akan
terbentuk: rasa hormat kepada guru.
c. Guru
memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran
d. Guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran secara lisan.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru
mempresentasikan materi transformasi
bangun datar yaitu Translasi, refleksi, rotasi.
2) Guru mendemonstarsikan permainaan
Isometri dihadapan siswa.
3) Siswa diberikan kesempatan memikirkan penjelasan yang diberikan
guru dan bertanya tentang hal yang tidak dimengerti.
4) Memfasilitasi
terjadinya interaksi antar siswa, antara siswa dengan guru, lingkungan serta
sumber belajar lainnya.
5) Melibatkan
siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajar.
b. Elaborasi
1) Siswa
diarahkan ke dalam kelompok belajar.
2) Masing-masing
kelompok diberi permainan isometri.
3) Siswa
memainkan permainan tersebut secara berkelompok (Bentuk permainan dan aturannya
terdapat di BAB II).
4) Guru memfasilitasi siswa dalam
berdiskusi saat bermain, untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
Karakter
yang akan terbentuk: Kerja sama dan bertanggung
jawab.
5) Setelah satu ronde permainan selesai
dimainkan, maka guru memberikan tes uraian iindividu untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan konsep yang dikuasai siswanya.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan,tulisan,isyarat maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik.
2) Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
3) Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4) Guru memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa
mengumpulkan permainan Isometri.
b. Siswa
membuat rangkuman dari materi yang dipelajari.
c. memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. Peserta
didik diberi motivasi agar giat belar.
e. Guru
memberikan pekerjaan rumah.
E. Sumber Buku
1. Willa, Adrian. 2007. Matematika Bilingual untuk SMA
kelas XII IPA. Bandung : Yrama Widya.
2. Cunayah, Cucun. 2005. Kompetensi Matematika untuk
SMA kelas XII IPA. Bandung : Yrama Widya.
3. Tim Penyusun Matematika. 1996. Matematika untuk SMU
Kelas 3. Surabaya : Kendang Sari
4. Cholik. M, A. 2002. Matematika untuk SMA kelas 3.
Jakarta : Erlangga
5. Johanes, S.Pd. 2005. Kompetensi Matematika untuk SMA
kelas 3. Jakarta : Yudhistira.
F. Alat/ Media/ Sumber Belajar
1. Powerpoint
2. Laptop
3. LCD
Proyektor
4. Permainan
Isometri
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
Penilaian: pengamatan, tes tertulis (Tes Otentik)
2. Prosedur
Penilaian
H. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
1.
Tentukan
bayangan titik A(1, -4) jika diputar terhadap:
a. O(0,0) sejauh 2700
b. P(4,3) sejauh 900
2.Tentukan bayangan titik
A(3,5)oleh dilatasi:
a. [O, 3]
b. [P(2, 3),
4]
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembelajaran merupakan proses
penyampaian informasi dari guru kepada siswa. Untuk penyampaian informasi
kepada siswa, seorang guru hendaklah memiliki cara yang efektif dan efisien
agar informasi tersebut benar-benar diterima oleh siswa. Oleh karena itu, guru
hendaklah merancang pembelajaran yang efekif dan efisien dengan memanfaatkan
teknologi dan media pembelajaran yang ada.
Dalam pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran tersebut, guru dapat
menggunakan pendekatan ASSURE untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif,
efisien dan sistematis.
Media adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Ada tiga ciri media pembelajaran yaitu
ciri fiksatif (fixative property), ciri manipulative ( manipulative proverty ),
dan ciri distributif.
Secara umum, fungsi utama media pengajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Media pembelajaran
memiliki manfaat sebagai berikut: media pengajaran dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar, media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, dan media pengajaran dapat
mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Model Assure ini
merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif
dengan langkah: A yang berarti Analyze learners, S berarti State
standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategy, technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and materials,
R berarti Require learner participation
dan E berarti Evaluated and revise.
B. Saran
Guru hendaklah mampu menggunakan alat-alat
yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa
alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Selain, guru
sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pengajaran. Selain itu, Setiap guru harus menggunakan media pembelajaran
yang menarik dan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini agar
pembelajaran menjadi lebih menarik dan juga agar kita sebagai guru menjadi guru
yang melek teknologi.
Dalam menentukan media pembelajaran harus
memperhatikan berbagai macam aspek yaitu Karakteristik Siswa, Teknologi yang digunakan,
Kesesuaian Materi dengan Media serta Kemampuan Siswa dalam menggunakan
media tersebut agar media yang digunakan bisa efektif dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang di sampaikan oleh guru. Oleh karena itu,
perancangan media tersebut hendaklah menggunakan pendekatan ASSURE agar
terencana secara sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, A.1986. Media Pendidikan dalam kegiatan
Belajar-Mengajar. Ujung pandang: Penerbit IKIP Ujung Pandang.
Anderson, R.H. 1983. Pemilihan dan Pengembangan Media
Untuk Pembelaran. Jakarta: Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas
di Universitas terbuka
Arsyad
Azhar. 1996. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar.
1994. Media Pendidikan. (
Cetakan ke-7 ). Bandung: Pt Citra Aditya Bakti.
Latuheru, J.D. 1993. Media Pembelajaran dalam
Proses Belajar Mengajar Kini. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang.
Sadiman dkk. 1986. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L., Russell, James D. 2008. Instructional Technology
and Media for Learning. Boston : Pearson
Smaldino, Sharon E,
Lowther, Deborah L., Russell, James D. 2012. Instructional Technology
and Media for Learning. Boston : Pearson
Sudjana, N
dan Rivai A. 1990. Media
Pengajaran. Bandung: C.V Sinar Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar